O8 November 2009, Pkl. 20.00 (waktu Seoul).
Hye Sun sedang berada di dalam kamarnya. Pandangannya terpaku pada telepon genggamnya bermerk Haptic Pop dengan desain garis-garis berwarna merah,biru,dan kombinasi warna lainnya (seems like Goo Jun Pyo’s phone). Di layar handphone, tertera sebuah sms,
Sender : Lee Min Ho
Noona, saenghil cukka hamnida. Maaf aku mengirim sms 2 jam lebih cepat dari waktunya, aku sekarang sedang berada di Jeju Island, dan sebentar lagi syutingku akan dimulai, aku takut tidak sempat memberikanmu ucapan tepat waktu, makanya aku kirimkan sekarang.
Semoga hari ulang tahunmu berlangsung dengan meriah, aku dengar dari Hye Jung noona kalau ulang tahunmu akan dirayakan di Manolin.
Sekali lagi maaf noona, aku tidak bisa hadir di depanmu untuk mengucapkan ulang tahun langsung.
Kado untukmu telah aku titipkan ke Kim Bum, dia bilang akan hadir di pesta ulang tahunmu, makanya aku titipkan padanya.
SAENGHIL CUKKA HAMNIDA, Noona!
Min Ho .
Hye Sun terlihat tidak bahagia membaca SMS itu. Tampak raut wajah kecewa terlihat di wajahnya yang putih mulus itu. Dia mengarahkan tangan kanannya untuk menekan option “Reply” pada handphone nya tapi entah kenapa tangannya seolah tidak ingin melakukan itu. Dia menarik nafas, dan langsung menekan option “Reply” itu.
To : Lee Min Ho
Gwaenchanayo, dongsaeng ! Aku mengerti akan situasi kamu saat ini .
Terima kasih atas ucapannya, semoga hari mu juga menyenangkan .
Dan terima kasih juga atas kadonya .
Hye Sun .
SMS pun langsung terkirim. Hye Sun langsung mematikan telepon genggamnya itu. Dia langsung membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Melihat anjingnya, Coco, sudah tertidur. Coco terlihat tidur pulas, dia memakai pakaian berwarna pink. Di bagian tengah pakaian itu, tertera sebuah inisial C. Itu adalah pakaian anjing untuk Coco yang dibeli oleh Min Ho waktu dia berada di Jepang. Hye Sun kembali termenung, raut wajahnya menandakan kesedihan. Padahal ulang tahunnya tinggal dalam hitungan jam saja. Entah mungkin karena lelah atau bagaimana, Hye Sun pun langsung tertidur.
08 November 2009, Pkl. 23.15 (waktu Seoul).
Hye Sun tiba-tiba terbangun, mendengar kakak perempuannya, mengetuk pintu kamarnya. Dengan setengah sadar, dia bangun dari tempat tidurnya, dia sempat melihat jam dinding di kamarnya yang menunjukkan pkl. 23.15 .
HS : (membuka pintu) ada apa, unnie ah ?
HJ (I guess her sister name is Hye Jung. LOL) : cepat ikut aku! Barusan ada telepon dari Manolin, mereka berkata ada sedikit masalah dengan persiapan pesta ulang tahun kamu besok. (dengan wajah panik).
HS : ah, kenapa aku harus ikut, unnie ah? Bukankah hal itu bisa kita atasi besok pagi? Toh, pesta ulang tahunnya juga malam hari kan. Ini sudah hampir tengah malam dan tadi aku sudah tertidur dengan lelap. Aku ingin istirahat unnie, supaya besok terlihat segar. (dengan nada memohon).
HJ : andwe! Tidak bisa menunda sampai besok, kita harus segera kesana. Mereka katakan, hanya kamu yang bisa mengatasi masalah itu. Aku juga tidak mengerti hal apa. Lagipula besok pagi pun kita masih ada banyak kesibukan untuk mempersiapkan yang lainnya. (dengan nada memaksa sambil menarik tangan Hye Sun).
HS : huh (dengan wajah kesal). Ne, unnie ah! Aku ganti baju dulu. (menutup pintu kamarnya dan berjalan menuju kamar mandi dengan wajah terpaksa).
15 menit kemudian, Hye Sun keluar dari kamarnya. Dia mengenakan kaos berwarna hitam polos, celana jeans, dan mengikat rambutnya. Hye Jun unnie telah menunggu di dalam mobil. Dengan wajah yang terlihat kesal, dia masuk ke dalam mobil.
HJ : ah, kenapa wajahmu seperti itu ?
HS : Tidak apa-apa, unnie!
HJ : tenang saja, ini tidak akan lama. Cepat pasang sabuk pengamanmu. Aku akan sedikit mengebut, supaya cepat sampai disana.
HS : Ne.
Perjalanan dari rumah Hye Sun ke Manolin Café membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Sepanjang perjalanan, Hye Sun tampak merenung sambil melihat keluar jendela mobil. Handphone nya berada di genggaman nya tapi ia tidak menyalakan telepon genggamnya itu.
08 November 2009, pkl. 23.55 (waktu Seoul).
Hye Sun dan Hye Jung unnie tiba di Manolin Café. Dengan tergesa-gesa, Hye Jung unnie langsung keluar dari mobil.
HJ : ayo, Hye Sun! kita dalam keadaan darurat, cepatlah! (dengan wajah panik sambil melihat jam tangannya yang berwarna keemasan).
HS : Ne, unnie! (dengan wajah cuek kemudian turun dari mobil).
Hye Jung unnie langsung masuk ke Manolin Café tanpa memperdulikan Hye Sun yang jalan dengan santainya .
09 November 2009, pkl. 00.00 (waktu Seoul)
Hye Sun memegang handle pintu masuk Manolin Café, sambil melirik ke dalam café yang terlihat sangat gelap. Dia membuka pintu café, dan …….
“SAENGHIL CUKKA HAMNIDA, KOO HYE SUN!”
Hye Sun terkejut, seluruh keluarganya telah ada di dalam café, Hye Jung unnie berdiri di samping ibu mereka. Hye Sun diam tertegun. Diam tanpa kata. Dia kebingungan, tidak tahu apa yang harus dia katakan. Dia masih merasa sedang mimpi. Dia sangat kaget, melihat seluruh keluarganya ada disitu dan juga sahabat-sahabatnya, seperti Sandara Park (2NEI). Tapi, tiba-tiba wajahnya terlihat semakin kaget saat melihat diantara mereka semua yang hadir, tampak kedua orang tua Lee Min Ho-ssi.
Ibu Hye Sun langsung menghampiri anaknya itu, memberinya pelukan kasih sayang seorang ibu dan mencium anak kebanggannya itu.
Ibu HS : (sambil memeluk dan berbisik) selamat ulang tahun, putriku! Kamu sangat membanggakan ibumu ini, aku sebagai ibumu tidak tahu harus bagaimana lagi mengungkapkan kebanggaan ku kepada dirimu. Kau sangat mengagumkan. Semoga hidupmu selalu bahagia dan sukses, anakku. (sambil menitikkan air mata) dan satu pesan dari ibu, jangan pernah takut dan ragu untuk membuat komitmen dengan seorang pria. Ibu tahu kamu masih merasa trauma akan pengkhianatan pacarmu dulu, tapi percayalah pada ibumu ini, tidak semua pria seperti itu.
HS : Ne, omma! (sambil meneteskan airmata). Gamsahamnida, omma! (Hye Sun terlihat masih sulit untuk berkata-kata, karena terharu dengan apa yang dikatakan oleh ibunya).
Hye Jun unnie kemudian memeluk Hye Sun, sambil memperlihatkan senyum nakalnya tanda kemenangan dapat membuat adiknya tertipu dengan aktingnya.
HJ : (sambil memeluk Hye Sun) Lihat! Aktingku bagus kan? suatu saat nanti, kamu harus menjadikan aku salah satu artis di film mu yah. (LOL)
HS : Ne, unnie! (sambil tertawa dan mengelap airmatanya).
Sandara kemudian memeluk Hye Sun dan mengucapkan selamat ulang tahun padanya.
SP : selamat ulang tahun, Hye Sun! semoga kamu bahagia dan sukses selalu.
HS : gomawo, Dara!
Kedua orang tua Lee Min Ho mendekati Hye Sun, ibu Min Ho langsung memeluk Hye Sun,
Ibu MH : saenghil cukka hamnida, nak! Semoga kamu selalu sukses. Tadi pagi Min Ho bilang padaku kalau dia tidak bisa hadir di pesta ulang tahunmu karena tiba-tiba dia harus ke Pulau Jeju untuk syuting. Semoga kamu bisa mengerti.
HS : Ne, gomawo omma! Min Ho-ssi kemarin sudah mengirim pesan untukku dan mengatakan hal yang sama. (sambil tersenyum).
Hye Sun langsung berpelukan juga dengan ayah Min Ho.
HJ : Oke! Sekarang saatnya kita menikmati hidangan yang ada. (sambil tertawa).
Hye Sun tersenyum melihat tingkah kakak perempuannya itu. Tapi, entah kenapa dibalik senyumannya itu, masih tetap terlihat raut wajah kekecewaan dan kesedihan. Dia melihat pada telepon genggamnya, dan menyalakan handphone nya itu.
Tiba-tiba masuk ratusan SMS yang mengucapkan selamat ulang tahun. Lalu, terlihat ada panggilan masuk dari sahabatnya di BOF, Kim So Eun.
SE : Saenghil cukhae, unnie! Aku berharap yang terbaik untukmu.
HS : Ne, gamsahamnida dongsaeng! nanti malam kamu hadir kan ke pesta ulang tahun ku ?
SE : Ne, unnie! Tadi Kim Bum dan Kim Joon oppa bilang padaku kalau mereka juga akan datang.
HS : ah, baguslah! Hyun Joong tidak bisa hadir, sekarang dia sedang ada konser bersama SS501.
SE : bagaimana dengan Min Ho-ssi ?
HS : Dia juga tidak datang. (dengan nada kecewa).
SE : ah, dari nada suaramu terdengar kamu sangat kecewa, Lee Min Ho-ssi tidak datang.
HS : (sambil sedikit tertawa) ah, tidak!
SE : oke, unnie! Sampai jumpa nanti malam . (So Eun menutup teleponnya).
NEXT > PART 2
cr : nurulzminoz
Jumat, 13 November 2009
My 1st MinSun's Story : TO HYE SUN WITH LOVE FROM MIN HO (Part 1)
Diposting oleh Nurul Minoz MinSun di 03.07
Label: Keep The MinSun Faith, MinSun, MinSun's Story
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar